Selasa, Maret 27

Kegagalan yang Berarti

Kejadian 1 bulan lalu tepatnya awal Februari merupakan peristiwa yang tidak pernah saya bayangkan akan terjadi. Berbagai impian dan cita-cita yang telah saya rencanakan setelah seminar dan sidang S1 tiba-tiba runtuh seketika dengan hasil yang tidak memuaskan.
Hari ini pun,, saya telah berani untuk menceritakan apa yang terjadi saat itu karena saya baru merasa saya telah mampu bangkit dari kegagalan tersebut. Kegagalan yang kini membuat saya belajar banyak tentang hubungan sebab akibat dalam kehidupan ini.

28 Januari 2012 saya mendapatkan email dari PT Genetika mengenai hasil sekuensing 4 isolat saya. Harapan saya saat itu adalah daam waktu 2 minggu saya harus sudah bisa membuat pohon filogenetik dan draft naskah seminar saya kepada kedua pembimbing saya dan dengan impian2 saya lainnya Tapi ternyata takdir berkata lain, saat saya menerima hasil tersebut, teman sebimbingan saya mahasiswa S3 mengatakan untuk mem-BLAST hasil sekuen saya di situs NCBI. Dan saya pun melakukan semuanya terhadap 4 isolat saya. Dan hasilnya adalah seluruh isolat saya adalah bakteri GRAM NEGATIF. Sedangkan berdasarkan morfologinya dan hipotesis saya, isolat saya merupakan bakteri GRAM POSITF. Sat itu juga, saya sudah merasa down, saya pu mulai berfikir negative thinking terhadap hasil sekuen saya. Intinya yang saya rasakan saat itu, saya hanya ingin memnangis untuk menumpahkan segala perasaan yang ada. Mungkin terasa lebay, tapi itulah kenyataannya, sakit karena apa yang telah saya kerjakan hampir 1 tahun hasilnya tidak berhasil. Sore itu juga , saya memutuskan untuk ke Rektorat. Berharap perasaan ini akan jadi lebih baik. Rektorat atau lebih tepatnya Ditmawa adalah tempat kedua saya merasa nyaman dan tidak terlalu memikirkan segala masalah saya dengan berat.

Tapi ternyata,,hasilnya sama saja dan memamng kebetulan hari itu teman-teman saya yang ada di Ditmawa sedang rapat jadi otomatis saya tidak akan bisa curhat dengan mereka. Akhirnya saya pun pulang ke kostan, dan sejak sore itulah saya menangis. Menangis sejadi-jadinya, dan saya baru mersakan menangis hingga dada ini terasa sesak dan tak bersuara lagi . Saya sering mengalami kekecewaan karena banyak hal. Tapi, hal ini sangat beda, karena ini  merupakan penelitian yang akan mengantarkan saya ke gelar S1. Gelar yang saya sangat harapkan dan orang tua pastinya. Yang saya pikirkan saat itu adalah bagaimana sedihnya perasaan orang tua saya apabila mengetahui kejadian ini. Dan saya pun tidak kuat untuk membayangkannya. Karena merekalah penyemangat saya dalam penelitian ini. Saya sudah terlalu sering menyakiti mereka,,dan kejaddian ini pun pasti membuat merak sedih. Yang saat itu saya lakukan hanyalah menangis dalam salat saya, menangis dalam tidur saya. Setiap melihat hasil skuens tersebut membuat saya semakin terpuruk.Di saat itupun, saya mencoba untuk curhat kepada orang-orang terdekat saya Cipta (my bestfriend), Nung (mommy bem km) dan Kak Cayoo. Mereka semua menyarankan saya untuk konsultasi dengan kedua pemimbing saya.

Dan pada malam itulah saya pun mencoba untuk bangkit dan semangat untuk menjalani hari esok. Satu hal yang saya pikirkan malam itu adalah, saya ga boleh nangis lagi, mulai besok saya harus ketemu dosen terus mencoba ngelab lagi dari awal. Saya pun langsung membuat rencana-rencana supaya peneltian ini tetap jalan, ga boleh stuck disini hanya karena hasil tersebut. Yang saya punya malam itu hanyalah semangat dan keyakinan saya tidak boleh menyerah. Hanya itu saja.

 Selama 3 hari sayaberkonsultasi dengan pembimbing kedua saya untuk memastikan apakah hasil sekuens saya benar atau tidak. Dan akhirnya pada hari Rabu, saya pun memberanikan diri untuk melapor hasilnya kepada pembimbing satu saya bahwa hasil sekuens saya tidak bagus.  Dan akhirnya pun saya harus mengulang penelitian S1 saya ini. Beberapa teman saya menyarankan untuk mengganti topik bahkan ganti pembimbing. Tapi saya tidak mau, karena saya pun akan merasa sangat lelah apabila saya harus belajar hal baru lagi. Lebih bak saya memperbaiki apa yang sudah saya pelajari dan harapannya saya akan lebih mengerti dengan topik penelitian saya. Dan sampai seminggu, hal itu terjadi saya pun belum emmberitahukan kepada orang tua saya, karena ketakutan saya akan reaksi mereka terhadap kejadian ini. Akhirnya saya pun memberitahukan ayah saya melalui sms. Sore harinya, adik saya, ayah saya menelpon saya terus dan saya pun tidak mengankat telepon tersebut. Saya merasa belum kuat untuk berbicara dengan saya, saya tidak ingin menangis lagi. Hanya itu ketakutan saya. Mungkin saya sudah terlalu lelah menangis. Kata-kata sms Ayah juga merupakan faktor yang membuat saya bangkit dari keadaan ini. Kata-kata yang paling saya ingat adalah "TATAP MASA DEPANMU DENGAN CERIA DAN OPTIMIS". Saya tidak menyangka  sekalipun terharu dengan kata-kata itu.

Dan kini pun, sudah 2 bulan saya menjalani penelitian dari awal. Rasanya? Berat tapi saya yakin semua akan indah pada waktunya (Wiraswasta 2012).  Saya pun mulai mendekatkan diri dengan Tuhan, belajar untuk lebih banyakbersyukur dengan apa yang telah saya peroleh. Sya pun tak kan bisa bangkit tanpa mereka semua, teman-teman yang selalu ada di samping saya. Semangat saya pun harus saya tingkatkan terus. Dan hal yang membuat saya tidak ingin meyera adalah, "SAYA TIDAK BOLEH KALAH BERPERANG DENGAN KEADAAN INI". Karena, kejadian yang saya alami sekarang adalah modal untuk saya mejadi pribadi yang memiliki mental yang kuat dalam mengahdapi kehidupan yang keras ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar