Jumat, Oktober 28

Tengah Kegiatan

Sesuai dengan judul blog  ini
Di tengah kegiatan saya, di tengah membaca jurnal yang isinya bahasa alien semua (Alias bahasa inggris) yang sulitt kucerna saat mebacanya hanya 1 kali
dan aq pun harus membacanya berulang kali

Berulang kali pun kadang masih ga ngerti
hehehe
sumpah lagi mellow banget gw
efek membaca novel
dari 3 novel yang gw baca 2 novel diantaranya isinya melankolis bgt and its influence me

hanya 1 novel yang memberi suatu  semangat
hehehe
novelnya Dewi Lestari "Madre"
disitu,  i find something
nahasa sastra yang indah
yang bagus n make feel comfortable

hehe
n coz im read some novel,, i want find love but not make me melancholic
i  want be a strong women
n not always cry

hehehh
galau?mayeb?
but i dont like everyone say that to me
gw ga galau,,
cm disini gw lagi mencari ke arah aman gw hidup dan akan menjadi apa gw selanjutnya
only its

Jumat, Oktober 21

Suatu Renungan di Malam Hari Part 3

kali ini saya bakal ngomongin sedikit tentang “NIKAH MUDA”
Kenapa bahasan saya tentang nikah muda?  Itu semua berawal dari fenomena yang saya lihat dari seorang ibu muda dan berakhir dengan obrolan saya dengan si kakak tentang nikah muda. hehehe jadi malu saya(aneh gesty)

Sekarang saya ceritain dlu ne, fenomena apa yang saya lihat kemarin siang. Kemarin siang, saya bermaksud ke  bogor kota(kesannya  dramaga pedalaman bgt ya) untuk melamar pekerjaan sebagai guru bimbel (mudah2an diterima). Otomatis sperti biasa saya langsung naik angkot kampus dalam ke arah laladon. Selang beberapa menit setelah saya naik angkot, datanglah 2 penumpang baru yaitu 2 ibu muda yang sedang menggendong anaknya.  Ibu muda A membawa bayi merah dimana ukuran si bayi kecil banget, paling 2,5 kg.  Terus ibu muda B yang membawa bayi usianya kira-kira 3 bulan dan anak kecil yang usianya kira-kira 2,5 tahun.

Hal yang sangat saya sayangkan dari kedua ibu muda ini  adalah rasa perhatian mereka kepada anak-anak mereka sendiri apalgi itu  adalah darah daginng mereka. Mengapa  saya bilang demikian, karena  saya melihat ibu muda A menggendong anaknya dengan  cara  yang menurut  sepengetahuan saya tidak benar. Apalagi bayi tersebut masih baayi merah yang artinya umurnya belum genap sebulan. Ibu itu menggendong bayinya dengan posisi tangan kanan bayi di belakang punggung si ibu. Hal tersebut bisa menyebabkan badan bayi menjadi sakit. Selain itu, setahu saya kalau bayi merah sebaiknya tubuh bayi digedong dulu (istilah kasarnya sih dibungkus dengan kain). Konon tujuannya biar anaknya kalau tidur bisa lama dan tenang. Kan kalau bayi tidurnya ga tenang, bisa-bisa jatuh dari tempat tidur. Kedua, kemarin si Ibu tidak membawa bantal, jadi bayi tidur di tangannya si ibu. Nah, kalau ga salah, ibu saya pernah bilang kan tangan kita panas ti kalau bayinya tidur di tangan kasihan, bayinya kepanasan dan nantinya di belakang kepala sulit tumbuh rambut. Dan yang ketiga, bayi itu menggunakan baju pendek, mana si ibu duduknya di dekat jendela, saya takutnya si bayi itu masuk angin. Sayang sekali bayinya. Saya juga ga habis fikir dengan sikap si ibu yang menurut saya acuh dengan keadaan bayinya.

Tidak hanya ibu muda A yang bersikap demikian, tetapi ibu muda B juga seperti. Anak ibu muda B yang berusia kurang lebih 2,5 tahun tersebut tertidur di angkot dengan posisi yang menurut saya bisa membuat leher si anak sakit. Tapi entah ibunyaa ga tahu atau ga mw tahu, dia membiarkan saja anaknya dengaan posisi seperti itu.

itulah 2  fenomena yaang saya lihat kemarin siang. Dan bisa saya perkirakan bahwa kedua ibu muda tersebut usianya tidak terlalu beda dengan usia saya yaitu sekitar 20 tahun. Dan kemaarin terlintas dalam pikiran saya adalah “Mereka bukanlah ibu yang bertanggung jawab”. Mungkin terlalu kasar, ya itulah emosi saya.  Karena saya berfikir, kalau mereka telah memutuskan untuk menikah muda, otomatis mereka harus berani untuk mempunyai anak dan harus bisa bertanggung jawab dengan anaknya. Dan kalau mereka tidak mampu bertanggung jawab terhadap anaknya sama saja dia menyia-nyiakan anugerah Allah SWT. Kasarnya si seperti itu. Saya pun berfikir mungkin mereka bersikap seperti itu karena tingkat pendidikan mereka yaang tidak cukup tinggi. Tapi apakah seoraang wanita tidaak memiliki rasa sayang yang lebih untuk anaknya sendiri, darah dagingnya sendiri. Dan sayaikan penal bisa mengatakan kedua ibu itu cukup egois, mereka mengguanakn gelang-gelaang seperti anak-anka funky lainnya dengaan akta lain mereka memperhatikan penampilan mereka tetapi mereka tidak memperhatikan anak mereka.

Contohnya ibu saya sendiri, ibu saya tidak mengenyam pendidikan yang cukup tinggi, tapi ibu saya sangat memperhatikan anak2nya karena saya melihat sendiri bagaimana ibu saya mengurus adik saya yang paling kecil. Ibu saya ga akan bisa makan kalau anaknya belum makan, walaupun adik saya sulit makan, dia bahakan akan memaksa adik saya makan, mungkin caranya agak gman gtu, tapi satu hal yang sya tahu ibu saya ingin anaknya sehat dan tidak sakit.

Tapi berbeda dengan kedua ibu tadi, mereka terlihat tidak perhatian dengan anaknya sendiri. Terus apa hubungannya dengan nikah muda? Kalau saya berfiki nikah pada usia muda adalah suatu keputusan yang sulit sekali diambil (menurut saya loh). Kenapa, karena kalau kita sudah berani memtuskan hal tersbut kita harus yakin bahwa kita harus bertanggung jawab atas semua hal yang akan terjadi. Pernikahan itu ga cuma ngomongin masalah kesiapan lahir dan batin. Mungkin hati  ini mengatakan siap tetapi, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kemudian hari. Bisa  aj,  tiba-tiba suami kita di PHK disaat istri sedang hamil, sedangkan keluarga tersebut belum punya tabungan sepersen pun. Otomatis itu akan menjadi suatu masalah yang cukup besar.

Saya tahu, bahwa tujuan nikah muda  adalah menghindari zina. Tapi bukan berarti banyak orang bisa mengambil  keputusan nikah muda  karena hal itu saja. Pernikahan itu memerlukan banyak kesiapan batin, lahir secara materi. Ga mungkin kan kalian menafkahi istri kalian hanya dengan cinta pastilah dengan materi alias uang. Jadi , kalau niat nikah muda, harus sudah disiapkan sejak jauh-jauh hari sehingga tidak akan menyusahkan orang lain. Selain itu, dari kedu belah pihak juga sudah harus bisa menyadari tanggung jawab yang akan mereka tanggung seperti masalah pangan, sandang, pangan serta masa depan anaknya kelak. Jadi, kalau mw nikah muda, kalian tu jang menjalani cma karena dasar cinta kepada sesama tetapi menyadari bahwa itu atas dasar perintah agama, atas rasa cinta terhadap Allah SWT , dan menciptakan kehidupan yang lebih baik lagi yang sakinah, mawadah dan warahmah.

saya pribadi tidak menolak sepenuhnya tentang nikah muda, tapi sayang sekali apabila seseorang menikah muda kalau mereka belum siap sepenuhnya dan kondisi pun tidak mendukung.  Karena hal tersebut, bisa mendzalimi  orang di sekitar kita  termasuk anak kita nantinya. so, Jangan terlalu memaksakanlah, alihkan saja perhatian itu sejenak ke arah yang mungkin lebih baik dengan cara belajar banyak hal yang nantinya dapat berguna di saat kehidupan berumah tangga.

Dan kakak pun mengatakan sesuatu kepada saya: “Oleh karen itu, kalu ada yang bilang mengapa seorang wanita ga perlu  pendidikan yang tinggi, itu tidak sepenuhnya benar, karena dengan pendidikan yang dia miliki dia akan mampu mengurus anak2nya dengan baik, dia bisa memandang suatu masalah dari banyak sudut pandang, dan bisa mengajari anaknya banyak hal. 

dan saya pribadi pun bersyukur, Allah telaah memberi saya  kesempatan untuk bisa mengenyam pendidikan yaang lebih tinggi karena saya pun akan berfikir bagaimana saya bisa mnegurus anak saya dengan baik, dengaan landsan agama yang kuat dan pendidikan moral yang baik,

Suatu Renungan di Malam Hari Part 2

Lanjut lagi ahh nulisnya, ditulis pake part-part soalnya kalau dijadiin satu cerita pasti panjang baget ti yang mw baca juga udah malas (kayak ada yang mw baca aja ges)hehehe
Kalau di part 1 saya ngomongin tentang talent, di part 2 ne saya cm akan bercerita sedikit tentang idealis . Saya ingat banget kata-kata si kakak
Kita berfikir idealis bukan karena keinginan dari  dalam hati kita, tapi lingkungan sekitar kita lah yang membuat kita harus berfikir menjadi seorang yang idealis
Malam itu si kakak mengambil contoh dirinya sendiri, dia adalah seoraang mahasiswa jurusan teknik pertanian hampir selama 5 tahun (ambil S2 juga), sehingga dia pun berfikir nantinya dia bekerja paling ga  di bidang teknik pertanian karena lingkungan TEP lah yang membuat dia berfikir seperti itu. Tapi di hati dia, dis suka membuat film.
ada  juga kata-kata si kaka kurang lebih seperti ini
Ada kalanya kita harus berfikir  idealis, ada kalanya qta hrus berfikir realistis itu tergantung situasinya seperti apa
Salah satu contoh yang diceritakan si kakak adalah:
Seyogyanya seorang mahasiswa yang telah lulus paling ga dia mengabdi terlebih dahulu terhadap negara, sebagai balas jasa karena negara telah membatu biaya pendidikan kita di universitas, karena ga enak pinter sendiri itu, lagian di Alquran Surat Ar-Radu ayat 11 (kalau ga salah ya) suatu negara bisa diubah karena kaumnya sendiri yang mengubah
so, kalau mw  negeri  ini  menjadi ngeri yang lebih baik dari segi moral dan kesejahteraan ya kit lah mahasiswa yang harus turut mengubah negeri ini, paling ga memberi pengetahuan yang kita miliki ke orang-orang di sekitar qta
satu hal yang ingin saya katakan: Saya bangga berada di universitas ini karena di sini saya  banyak belajar tentang kehidupan baik dari segi agama maupun budaya. dan harapan saya adalah teman-teman saya yang berasal dari daerah bisa mengabdi untuk daerahnya segi daerahnya menjadi lebih baik
Aminn

Suatu Renungan di Malam Hari Part 1


Ga tw kenapa, kemarin malam adalah malam yang membuat saya berfikir keras karena suatu hal yang ga pernah saya pikirkan sebelumnya. Pikiran saya ini muncul karena pembicaraan saya dengan salah satu teman saya tentang suatu pikiran idealis, talent, nikah muda, dan nasib negeri ini. Rasanya pembicaraan tersebut sangat berat menurut saya pagi ini. Tapi saya pun bingung knpa saya membicarakan itu semua, padahal saya adalah orang yang tidak terlalu suka dengan dunia politik. Karena menurut saya dunia politik terlalu rumit untuk dipahami, apalgi klau udah ngomongin keadaan negeri ini, kayaknya ga ada habisnya. Sehingga kerap kali saya berfikir, mikirin diri aja belum bener sok-sokan mikirin keadaan negeri ini. Dan saya pun berfikir, setiap orang sudah memiliki tugasnya masing-masing di dunia ini.

Pembicaraan malam itu pun dimulai di sebuah kantor (read:Ditmawa) ngomongin masalah  pekerjaan saya di suatu organisasi, saat itu saya cerita kalau saya ngerasa belum punya banyak pengalaman  di dunia. Bahkan saya pun blang nyesel baru tw segala sesuatu tentang suatu kegiatan atau lomba-lomba yang bagus ya di tingkat akhir saya kuliah ini. Udah 3 tahun saya di organisasi tersebut dan berada pada divisi yang saa tapi saya merasa belum punya banyak keahlian di bidang divisi tersebut. salah satu contohnya adalah design, mpe sekarang saya blm bisa design yang bagus, ujung2nya photoscape tu ujuga bru di tingkat akhir saya berani coba karena saya suka edit2 foto saya dengan fashion style saya (alias narsis c hehehe). Tapi dalam pembicaraan itu, si kakak mengajarkan sesuatu yang sebenarnya saya pun sdah bnyak dengar tpi entah kenapa malam itu, omongan itu kena bgt ke saya.
Jangan pernah tergantung ma orang lain
Dan jangan pernah berharap lebih dengan orang lain apalgi ga pasti sifatnya
Kita harus bisa mandiri melakukan sesuatu terutama cw
dan karena pembicaraan itu pun saya berfikir  “GW GA BOLEH KALAH MA KEADAAN”
dari dulu saya memamng pgn bgt belajar design and movie maker tapi ga bisa2 karena ga ada yang ngajarin, 3 tahun di divisi tersebut sibuk dengan masalah administrasi yang akhirnya membuat saya ada di posisi ini sekarang. Tidak menyesal juga c, karena kalau saya ga berada di posisi ini, pengalaman saya ga kan bertambah bahkan mungkin saya akan menghabiskan waktu saya dengan hal hal yang tidak membuahkan hasil. Dulu setiap mw belajar tentang design dan movie maker pasti orang yang mw ngajarin sibuk dengan pekerjaan lain. Akhirnya saya a bisa2 dech, tapi itu salah saya juga c karena terlalu berharap dengan mereka dan keinginan saya pun tidak terlalu kuat seperti sekarang.

Kenapa keinginan saya  kuat?itu karena suatu hal yang membuat saya agak bete dengan sebuah kalimat: “Ges ternyata lw workholic juga  ya” dan entah kenapa distu saya merasa diremehkan.
dan kini saya pun berfikir gmana caranya bisa mengerjkan segala sesuatunya tanpa harus minta tolong ma orang (buka berarti saya bersikap individualis ya)
tapi satu hal yang  bisa saya ambil dari cuplikan pembicaraan tadi malam adalah
jangan berharap apapun terhadap orang lain
dan mumpung saya masih punya waktu sebagai mahasiswa, saya harus belajar dari sekarang ini terutama hal2 yang menarik untuk saya dari design, movie maker n blog.
so„ mumupung masih muda kita harus punya banyak talent supaya ga nyusahin orang lain di sekitar kita. hehe